PK IMM FISIPOL UMY
Fastabiqul khairat

Implementasi Tauhid Sosial dalam Kehidupan Kontemporer Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Spread the love

Oleh: Nur Rahma (Anggota Bidang SPM PK IMM Fisipol UMY)

Sumber: Google

Tauhid merupakan bahasan yang penting dalam ajaran islam karena berkaitan dengan keyakinan bahwa tiada Tuhan selain Allah yang patut kita sembah dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah, serta percaya adanya kitab-kitab Allah, malaikat, rasul, hari akhir, qodha dan qodar Allah SWT. Sedangkan perilaku sosial adalah unsur dalam kehidupan masyarakat yang berlandaskan pada ajaran islam yang diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Tauhid sosial sebagai sebuah konsep kajian dalam bidang ilmu akidah dan juga ilmu sosial yang berusaha mengkomunikasikan antara dua bidang kajian tersebut. Tauhid sosial bukanlah sebuah kajian yang murni berbicara tentang pendidikan.

Tauhid sosial merupakan kita sebagai manusia menempatkan diri kepada Allah sebagai Rabb atau mengakui ke Esa-an Allah. Allah yang telah menciptakan alam semesta, yang telah menciptakan kita sebagai makhluk sosial. Sehingga, manusia harus tunduk pada penciptanya. Konsep ini merupakan konsep paling pokok dalam aqidah, sehingga jika seseorang belum mengimani hal ini bisa dikatakan ia tidak dapat dianggap sebagai seorang muslim yang baik. Dalam kehidupan masyarakat banyak sekali permasalahan-permasalahan yang timbul akibat tidak adanya ilmu yang mempelajari tentang ketauhidan. Konsep pengesaan ini tidak hanya disini saja, jika kita menarik lebih dalam ia memiliki hal lain yang harus kita aplikasikan dalam kehidupan sosial, yaitu bisa dikatakan bahwa pengesaan Tuhan berarti hanya fokus kepada satu Tuhan, maka kehidupan sehari-hari kita juga harus fokus terhadap kewajiban yang kita jalani dan tidak boleh menduakan kewajiban dengan kepentingan lain apalagi kepentingan pribadi kita.

Dalam firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Anbiya ayat 25.

“Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya;” Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain aku, maka sembalah Aku.”

Serta Al- Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 2-4.

“Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.”

            Berdasarkan tafsiran dari ayat Al-Qur’an di atas sudah sangat jelas Allah SWT memerintahkan kita untuk bertauhit serta menjalankan kehidupan sehari-hari dengan hidup bermasyarakat. Ibadah dalam islam bukan hanya tentang sholat, puasa, zakat tetapi juga memperhatikan dan menyanyangi orang-orang lemah disekitar kita adalah salah satu wujud takwa kepada Allah SWT.

            Salah satu wujud pengimplementasianya yaitu melalui pemberdayaan. Pemberdayaan berhubungan erat dengan hakikat dari power atau daya (mengandung pengertian kemampuan, kekuatan, ataupun kekuasaan) serta hubungan antarindividu atau lapisan sosial yang lain. Pada dasarnya setiap individu dilahirkan dengan daya. Hanya saja kadar daya itu berbeda antara satu individu dengan individu yang lain. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait (interlinking factors), seperti kemampuan, pengetahuan, status, harta, kedudukan, daya (power) yang sudah mapan.

            Proses pemberdayaan masyarakat bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya sendiri dengan menggunakan dan mengakses sumber daya setempat sebaik mungkin. Dalam upaya agar masyarakat berdaya maka memerlukan intervensi. Ada beberapa tahapan intervensi yang direncanakan agar tercapai keberhasilan pemberdayaan tersebut. Tahapan yang dilakukan meliputi:

  1. Tahap persiapan

Tahap persiapan dalam kegiatan pengembangan masyarakat terdiri dari dua hal, yaitu persiapan petugas dan persiapan lapangan. Persiapan petugas diperlukan untuk menyamakan persepsi antar anggota tim sebagai pelaku perubahan mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam pengembangan masyarakat. Sedangkan persiapan lapangan dilakukan melalui studi kalayakan terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran.

  • Tahap pengkajian

Proses pengkajian dilakukan dengan mengindentifikasi masalah atau kebutuhan yang diekspresikan dan sumber daya yang dimiliki komunitas sasaran. Masyarakat dilibatkan secara aktif agar permasalahan berasal dari pandangan mereka sendiri.

  • Tahap perencanaan alternatif kegiatan

Pada tahap ini secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi, bagaimana cara mengatasinya serta memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat dilakukan.

  • Tahap formulasi rencana aksi

Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang akan mereka lakukan guna mengadaptasi permasalahan yang ada. Petugas dan masyarakat sudah dapat membayangkan dan menuliskan tujuan jangka pendek tentang apa yang akan dicapai dan bagaimana mencapai tujuan tersebut.

  • Tahap implementasi kegiatan

Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling penting dalam proses pengembangan masyarakat, karena sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik dapat melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerjasama antara pelaku perubahan dan warga masyarakat, maupun kerjasama antarwarga.

  • Tahap evaluasi

Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program yang sedang berjalan. Evaluasi dimaksud untuk memberikan umpan balik bagi perbaikan kegiatan.

  • Tahap terminasi

Tahap ini merupakan tahap “perpisahan” hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Terminan dilakukan sering kali bukan karena masyarakat sudah dianggap mandiri, tetapi proyek sudah harus dihentikan karena telah melewati jangka waktu yang ditetapkan.

Ketujuh tahapan intervensi di atas merupakan proses siklikal yang dapat berputar guna mencapai perubahan yang lebih baik, terutama setelah dilakukan proses monitoring terhadap pelaksaan kegiatan yang ada.

Kesimpulan dari keseluruhan isi tulisan yaitu tauhid sosial dapat diwujudkan melalui pemberdayaan masyarakat. Islam adalah agama rahmatanlilalamin, di mana mengajarkan kita untuk membantu orang yang lemah di sekitar kita. Adapun wujud nyata dari pemberdayaan dapat melalui beberapa tahap yang dinilai sebagai alternatif untuk memudahkan dalam mewujudkan masyarakat yang hidup mandiri. Pemberdayaan bertujuan untuk memberikan kehidupan yang lebih baik melalui kemandirian dalam mengelolah sumber daya alam.

Editor: Dimas Adi N

You may also like...